Jumat, 16 November 2007

Tentang KORDISKA



KORDISKA merupakan unit kegiatan mahasiswa IAIN yang kelahirannya diprakarsai oleh BKPM unit Koordinasi Kegiatan Pelayanan Masyarakat (UKKPM) pada tanggal 19 November 1989. Kehadiran Kordiska dilatarbelakangi oleh kegelisahan dan keprihatinan akan belum adanya kegiatan kemahasiswaan (secara kelembagaan) yang secara aplikatif langsung bersinggungan dengan masyarakat.

Sebagai unit kegiatan kemahasiswaan, orientasi KORDISKA diarahkan untuk menj aring potensi mahasiswa dan memberikan alternatif penyelesaian permasalahan umat dalam berbagai bentuk kegiatan yang nyata, dan pada akhirnya mampu menciptakan iklim yang kondusif, ilmiah dan dinamis dalam keberagamaan masyarakat. Oleh karena itu prioritas kegiatannya diletakkan pada upaya peningkatan intelektualitas dan profesionalisme bidang dakwah dengan penguatan wacana keislaman dan skill managerial para kadernya melalui pelatihan-pelatihan, ketrampilan retorika dan jalinan kerja sama untuk mendampingi kegiatan keagamaan masyarakat.

Sebagai sebuah media transformasi sosial, KORDISKA memposisikan dirinya sebagai mitra dampingan masyarakat dengan kejelian membaca dan memetakan persoalan sosial dari dengan menjunjung tinggi perbedaan dan pluralitas yang menggejala dalam masyarakat. Dengan jargon Dakwah Transformatif Berwawasan Kebangsaan, KORDISKA berusaha mengibarkan bender,­kemanusiaan daz menghargai pluralita manusia. Visi KORDISKA sendiri adalah terbentuknya masyarakat yang toleran dan humanis dalam beragama, berbangsa dan bernegara; sementara misinya adalah menginternalisasikan dan mentransformasikan nilai-nilai Islam untuk mewujudkan manusia berdaya yang bisa membawa dirinya secara independen untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang humanis.

Aktifitas KORDISKA secara umum terpolakan menjadi dua bidang, yaitu sebagai laboratorium dakwah dan sebagai pusat dakwah. Untuk menyukseskan kegiatan-kegiatannya, KORDISKA membentuk kantong-kantong pengelolaan yang berupa: Pengembangan Sumber Daya Warga (PSDW), Lembaga Studi Islam Pembebasan (L-SIP), Penerbitan, Bank da”i, Anak Asuh dan Pendampingan Desa. Pengiriman da’i dan melakukan kajian-kajian keislaman merupakan kegiatan rutin KORDISKA. Sementara itu, pembinaan dan penyantunan anak asuh telah dilakukan dengan membina dan menyantuni akan-anak dari keluarga kurang mampu di sekitar wilayah IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta (Sapen, Gajah Wong, Papringan, dan Nologaten) dalam bentuk pendidikan TPA, beasiswa, perlengkapan sekolah dan lain-lain. Sedangkan dalam hal pendampingan desa, KORDISKA sudah memulai usaha ini dengan membuka desa dampingan baru di daerah Babadan Bantul, Yogyakarta.

Selain itu, KORDISKA juga menerbitkan buletin Jum”at KINASIH yang terbit setiap Jum”at yang berfungsi sebagai sosialisasi dan transformasi wacana yang diusung oleh KORDISKA. Buletin ini disebarkan di masjid-masjid, halaqah-halaqah keagamaan dan juga lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Yogyakarta.

1 komentar:

sedotwc mengatakan...

hahaha.... saya cuma mencoba, apakah wibesite ini sering dibuka (memang benar-benar digunakan oleh para pengurusnya yang nggak pecus!).
sampai saat ini, apa perbedaan KORDISKA dengan yang dulu, nggak ada perbedaan, nggak mutu, menyebalkan dan yang pasti itu-itu saja. dari generasi ke genarasi nggak ada ide kreatif. campur tangan orang tua dan ketergantungan pengurus terhadap orang tua sangat menunjukkan kepengecutan anggotanya. belum lagi hegemoni organ tertentu yang hanya akan mendekati orang-orang kuno, pro status-quo. Tak berlebihan jika kemudian aku katakan jika KORDISKA hanya melahirkan orang-orang kerdil. Hmm... Sholihin, Ihrom... kalau memang tak begitu tahu jangan banyak omong! Ishol, hilang ke mana? pengecut macam kamu sangat memalukan pernah memimpin KORDISKA. Mohan, dari dulu kamu terlalu egois dan sok-sok-an. kamu perlu banyak belajar psikologi sosial dan beradaptasi. menggelikan, orang macam kamu pernah berkuasa, dengan kadar intelektualitas yang rendah tampil ke depan dengan Pe-De tinggi. Tak ubahnya kamu dengan pecundang macam Sulhan, Risna, Nunuk, Petty, Ida, Ismed, Kahar -mungkin mereka korban PMII yang rasis itu, yang pasti mereka pengecut- Mending Elvi dan Binti, meski goblok dan main-main terus masih sedikit lumayan. Sebenarnya Mohan keren, hanya keras kepala dan terlalu kasar. Huh! ketua sekarang... Darsuki! si-kecil yang menjadi budak Sholihin dan Ihrom... kamu terlalu mendewakan mereka. Memalukan, KORDISKA dipimpim robot kelas menengah yang hanya banyak aktion. Gayamu mirip Eshol, karaktermu sama dengan Ihrom, dan pandanganmu sedikit terkontaminasi Sholihin. tapi sayangnya bukan kehebatannya, tapi kekurangannya. terus crew-crewmu lumayan. meski kebanyakan guyon dan cenderung mengkader antek-ante sendiri (Nepotisme) MEMALUKAN